Adat Istiadat | Sumatera Selatan

Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki banyak keunikan budaya dan adat istiadat. Hal ini terlihat dari berbagai tradisi dan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Adat istiadat Sumatera Selatan dipengaruhi oleh budaya Melayu, Jawa, dan Batak, serta animisme dan kepercayaan Hindu dan Buddha yang pernah berkembang di wilayah ini.

 Berikut adalah beberapa adat istiadat yang masih dipertahankan dan dipraktekkan di Sumatera Selatan.

1. adat istiadat yang masih dilakukan adalah pengambilan air suci dari sungai dan sumur. Kegiatan ini dilakukan dengan bantuan dukun atau orang yang dianggap ahli dalam hal ini. Air suci tersebut digunakan untuk mandi, memasak dan minum. Kebiasaan mengenakan pakaian tradisional untuk perayaan seperti pernikahan dan khitanan juga masih dilakukan.

2. Tradisi Sumatera Selatan Masyarakat Sumatera Selatan juga memiliki tradisi yang menarik dan unik. Salah satunya adalah tradisi menganyam tikar. Tikar-tikar tersebut biasanya digunakan sebagai alas untuk duduk atau tidur. Selain itu, ada tradisi pakaian adat yang terdiri dari baju kulung dan kain songket. Baju kurung terbuat dari kain tenun dan songket, sedangkan kain songket terbuat dari benang emas atau perak.

3. Ritual adat di Sumatera Selatan Ritual adat di Sumatera Selatan biasanya dilakukan pada saat kegiatan adat seperti pernikahan dan khitanan. Salah satu upacara adat yang masih dilakukan adalah upacara Begaran. Upacara ini dilakukan ketika salah satu anggota masyarakat diberkati dengan keberuntungan, seperti kenaikan pangkat atau panen yang baik. Upacara Begaran biasanya dilakukan sambil makan bersama dengan mengundang para tetangga dan kerabat.

4. Upacara Tradisional Maulid Nabi Ini adalah upacara tradisional yang diadakan setiap tahun untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad. Biasanya diadakan di Masjid Agung Palembang dan dihadiri oleh para ulama, pemuka agama, pejabat pemerintah dan masyarakat umum. Dalam acara ini, para ulama memberikan tausyiah dan ceramah agama, diikuti dengan pembacaan shalawat dan doa bersama.

5. Bedanadansu adalah tarian tradisional Sumatera Selatan yang berasal dari daerah Rahat. Tarian ini dibawakan oleh para penari yang mengenakan pakaian dan selendang tradisional. Gerakan tarian ini mengekspresikan keindahan alam dan kesatuan antara manusia dan alam. Bedanadansu sering ditarikan di acara-acara tradisional seperti pernikahan dan acara-acara budaya lainnya.

6. Pernikahan Adat Pernikahan adat di Sumatera Selatan memiliki banyak ritual dan tradisi yang harus dilakukan. Salah satunya adalah prosesi pernikahan yang dilakukan di depan penghulu atau pemuka agama. Selain itu, ada upacara siraman yang dilakukan oleh keluarga mempelai wanita dan hiburan musik dan tari di acara resepsi.

7. Rumah adat Limas Rumah adat Limas adalah rumah adat masyarakat Palembang. Ciri khas dari rumah adat ini adalah atapnya yang menyerupai huruf A atau Limas dalam abjad. Rumah adat Limas terbuat dari kayu dan bambu serta diukir dengan indah. Rumah adat Limas biasanya digunakan untuk acara-acara adat seperti pernikahan dan upacara keagamaan.

8. Festival Tabu’ik Festival Tabu’ik diadakan setiap tahun di Pariaman untuk memperingati hari raya Asyura. Festival ini dimulai dengan prosesi membawa pulang tabuik dari rumah-rumah dan diakhiri dengan pembakaran tabuik di pantai. Tabuik adalah patung kayu yang dilapisi kertas dan dihias dengan kain warna-warni.

9. Tari Landai Tari Landai adalah tarian tradisional daerah Minangkabau. Tarian ini memadukan gerakan tari, seni teater dan musik tradisional Minangkabau. Tari Landai sering ditampilkan pada acara-acara tradisional seperti pernikahan, penyambutan tamu penting, dan acara-acara budaya lainnya.

10. Begalang merupakan salah satu tradisi yang masih dijalankan oleh masyarakat Palembang, Sumatera Selatan. Begalang sendiri merupakan salah satu ritual adat yang dilakukan pada saat pernikahan adat Palembang. Pada dasarnya, begalang adalah ritual yang digunakan untuk membersihkan rumah mempelai wanita dari segala sesuatu yang buruk atau dianggap ‘horor’ di hari-hari sebelum pernikahan.
Begalang biasanya dilakukan pada hari Rabu atau Kamis sebelum hari pernikahan dan dilakukan oleh beberapa orang adat yang dipilih oleh keluarga pengantin. Selain itu, semua kerabat dan tetangga diundang untuk berpartisipasi dalam upacara begalang.
Upacara begalang diawali dengan pembersihan rumah calon pengantin dengan menggunakan alat-alat tradisional seperti sapu lidi dan batok kelapa yang telah diisi air. Selama pembersihan, pemuka adat membacakan mantra-mantra khusus yang bertujuan untuk membersihkan rumah calon pengantin dan melindunginya dari segala hal yang buruk.
Setelah pembersihan rumah selesai, upacara begalang dilanjutkan dengan menari dan bernyanyi di halaman rumah pengantin. Para penari biasanya mengenakan kostum adat Palembang dan para penyanyi mengiringi mereka dengan lagu-lagu tradisional.
Upacara begalang diakhiri dengan keluarga kedua mempelai memberikan persembahan kepada pemuka adat dan tamu yang hadir. Persembahan yang diberikan biasanya berupa makanan tradisional Palembang seperti penpek, tekwan dan model.
Meskipun begalang hanya dilakukan pada acara pernikahan di Palembang, upacara adat ini tetap otentik dan dipertahankan oleh masyarakat Palembang hingga saat ini. Begaran menjadi bukti bahwa budaya dan tradisi masa lalu masih sangat kental dan hidup di kalangan masyarakat Palembang, Sumatera Selatan.